Selamat Sembuh

Selamat untuk apa yang telah dicita-citakan. Kini, telah terlaksana, semoga perasaannya segera pulih untuk tak harus lagi merasakan perih. Saranku, jangan terlalu mendekati sepi, karena di sana banyak duri juga api yang bisa saja tiba-tiba melukai dengan nyeri dan hanya waktu yang mampu untuk mengobati. 

Mulai sayangi siapa yang datang dan membawa kenyataan yang telah kau korbankan. Setahun bukan semenit, butuh waktu lama untuk benar-benar bisa menjadi biasa ketika mengingatnya.

Aku memang terluka, dan sedikit tak percaya. Harapanku dulu tidak seperti ini, harapanku dulu kau yang terakhir untuk hidup ini. Tapi, takdir berkata lain. Aku bukan yang telah Tuhan takdirkan untukmu. Aku telah digantikan dengan dia yang terbaik. Meski tidak semua yang terbaik mampu penjadi pengganti, dan pengganti akan mampu menjadi yang terbaik. Tapi, kenyataanya memang sudah seharusnya berbeda.

Ini semua salahku, salahku yang membiarkanmu menunggu. Tapi sudahlah, tak ada yang perlu disesalkan. Cerita yang baru dimulai tak begitu saja mudah untuk dibatalkan. Jangan libatkan lagi perasaan jika suatu ketika kita tiba-tiba berpapasan di jalan, atau malam mungkin memaksamu untuk merindukan.

Tahan air mata untuk tak lagi tumpah, ingatlah saja, bahwa aku pernah menjadi seorang yang pernah sangat menyakitimu, meninggalkanmu pergi dengan orang baru, yang bukan kamu. Biar kebencian memupuskan perasaan. Dan ingat juga, jika aku bukan seorang yang pernah begitu mencintaimu. 

Terima kasih untuk waktu yang telah kau berikan, tak banyak yang ingin aku sampaikan. Hanya harap dan doa yang senantiasa dipanjatkan. Semoga pilihanmu tak begitu saja mudah melepaskan. 

Semoga dia menjadi sosok teladan yang akan menguatkan, sosok lelaki yang bertanggung jawab. Bukan sepertiku yang hanya mampu memberimu harapan tanpa kepastian. Di hari bahagia ini, tersenyumlah seolah itu kenyataan yang sangat kau idamkan. Tak usah lagi mengingat waktu kebelakang. Karna tanpa kau sadari pun, hari itu telah berlalu menjauhimu. 

2019