Suka-Duka Menulis



Suka-Duka Menulis

Beberapa tahun lamanya saya menyukai dunia menulis, dari tema yang membuat gaduh komunitas, hingga tema sensitif yang membuat deg-degan bahkan ketika menulisnya, dan yang paling aman untuk ditulis ya tema patah hati. Paling cuma disebut galau dan belum move on. Padahalkan, sedikit.

Kadang ada kawan bertanya; "Menulis di media dibayar berapa?" Sepengalaman saya menulis di media online itu bayarannya kecil, ah mau mangis pokonya kalau tau hasil mikir dan kegelisahan berjam-jam, berhari-hari cuma dibayar sekian, engga cukup buat bayar rokok, kopi, belum gelas yang pecah ketendang, piring terbang karena tiba-tiba kesurupan.

"Apa hasil yang saya dapat setelah menulis?" Tidak ada, saya cuma punya kenang-kenangan seperti topi, tumbler, baju media lengan pendek dan panjang. Saya tidak mau menukarkan dengan uang, karena uang akan habis seketika.

Tidak ada buku yang bisa saya terbitkan selain alasan butuh modal, saya kira tulisan saya cuma untuk konsumsi pribadi yang saya abadikan di media online, blog, atau komunitas di facebook. "Seni itu totalitas, jika tidak lebih baik. Lebih baik, tidak."

Bayaran yang paling banyak sekali tulisan kita dimuat yang saya pernah baca di kisaran 300 ribu perkumpulan tulisan dan itu lolosnya sangat susah, minimal 5-10 puisi dibuat jadi satu.

Jika nulis artikel itu macam-macam bayarannya, ada yang dilihat dari jumlah pembaca artikel. Ada yang seribu pembaca, bayarannya cuma 1.200 rupiah. Ada yang dibayar 20 ribu satu artikel, dan paling besar dikisaran 50 ribu. Bisa jadi besar? Bisa, jika rajin menulis tapi jangan lupa jika mengirim artikel yang ada bayarannya tidak bisa lolos begitu saja, kadang ada penolakan dengan berbagai alasan.

"Ada tulisan pesanan?" Ada, itu bayaran yang paling besar yang pernah saya terima. Ada teman yang meminta membuatkan tulisan untuk perayaan ulang tahun anaknya, mengirimi tulisan untuk kekasihnya, mantannya, ada yang meminta membuat tulisan ucapan untuk wisuda.

Tapi menulis bukan tentang materi, meski bisa disebut munafik. Menulis adalah tentang kepuasan, puas ketika ada orang terwakili dengan tulisan kita, puas ketika ada orang menangis ketika membaca tulisan kita, puas ketika tiba-tiba ada yang mengapresiasi dan muncul di youtube mereka. Dan masih banyak kepuasan lainnya.

Menulis bisa jadi alat perlawanan, menulis bisa jadi tempat pelarian untuk kesedihan, menulis bisa jadi luapan kegelisahan dan kemarahan.

"Menulis membuat saya bisa berteriak tanpa pecah tenggorokan, menulis bisa jadi sarana balas dendam, pengakuan dosa, dan menikmati dunia dengan rahasia yang kubangun sendiri." -Oddie Frente

Komentar

Postingan Populer