Sebuah Catatan Malam Minggu

Aku masih mengingatmu ketika ragamu sudah bersebelahan dengan raga yang lain. Kadang, kau tiba-tiba datang setelah ingatanku bersusah payah untuk tidak mengingatmu lagi. 

Aku sudah lelah dengan segala hal tentang kamu, aku sadari kau tak akan pernah lagi kembali. Setelah kehilanganmu, aku menjadi pengecut yang takut untuk mulai menemukan muara dari segala cuaca yang lalai menebak musim air mata.

Kicau sederhana kita telah menjadi sembilu yang menusuk-nusuk dadaku. Kini, segalanya hanya tentang nyeri yang datang berulangkali.

Ponselku kini sepi, deringnya adalah nyeri. Aku masih ingat, sesaat sebelum kau akad. Kau mengirimiku pesan terakhir dengan berkata "maaf" dan setelah itu segalanya lenyap. Haru-haru kenangan menolak usang, debu-debu telah mememuhi fotomu di galeri ponselku.

Senyum itu sudah kian pahit terasa, senyum yang dulu kau gunakan untuk menyambutku datang. Tiktok jam semakin menegaskan, kau telah jauh dari angan juga harapan.

Malam minggu ini, jodoh saya mungkin sedang didatangi seseorang yang ia kira adalah jodohnya.

Komentar

Postingan Populer