Pahitkanlah Dahulu

Sebelum semua terjadi, aku ingin memastikan beberapa hal dulu padamu.

Suatu waktu, ketika kita sudah bersama, dan kau tau penghasilanku mungkin tak seberapa tak sesuai dengan bayanganmu atau bahkan tak pernah kau pikirkan waktu itu. Apakah kau akan mengeluh dan tak ingin menghadapi kenyataan seperti itu? Bisa jadi saat bersama, pagi kita makan, sore kita kelaparan.

Andai nanti kita bersama, tiba-tiba aku harus menerima takdir untuk sakit atau mengalami kecelakaan yang mungkin harus sembuh untuk waktu yang lama, menghabiskan segalanya. Apa kau akan pergi meninggalkan dengan perasaan menyesal dan bosan karena sudah memilih hidup bersama denganku? Atau memilih tetap menemani meski pada kenyataannya kau sangat menderita?

Dan nanti kala kita bersama, saat itu kita melihat tetangga punya segalanya, sedang kita hidup seadanya. Rumah tak punya, anak menangis meminta jajan tapi kita tak punya apa pun untuk diberikan. Berhenti dari pekerjaan, menjadi pengangguran?

Dan hal lain yang bisa saja membuat rumah tangga tergoyahkan, karena seorang bapak dan banyak kawan bercerita "cinta dalam pernikahan, tidak semanis saat pendekatan. Ketika pendekatan, kadang kata cinta saja bisa membuat semuanya terasa cukup dan sangat mengenyangkan. Setelah benar-benar bersama cinta tidak hanya harus selalu diucapkan, tapi ditunjukan. Benar-benar ditunjukan, yang tanpa kepura-puraan."

Banyak dari mereka yang nyatanya tampak bergelimang harta, tapi akhirnya harus kandas juga, banyak yang berkata "wanita lebih nyaman dengan cowo humorich" tapi akhirnya yg humorispun banyak yang ditinggalkan. Mengapa bisa?

Mungkinkah, sebabnya karena kesalahan memilih?
Atau sandiwara yang akhirnya terbuka?
Bisa juga, rasa cinta yang akhirnya jadi tiada?
Atau bahkan, kita yang akhirnya harus kalah, melawan kebosanan?

Entahlah, yang pasti semuanya hanya sementara. 


Komentar

Postingan Populer