Hari bahagia, hari paling duka

Perihal menginginkan kebersamaan, kadang kita lupa, ada tangan lain yg membantu untuk benar2 menyatukan. Atau bahkan hal paling menyakitkan? Kau akan benar2 dipisahkan, sekuat apapun menahan, sekuat apapun bertahan. Berkawan sepi, mencoba menguatkan diri kembali. Kisah yg pernah diidamkan, lenyap dengan hati yg harus berantakan.

Belum lagi, kabar pertunangan atau pernikahan yg harusnya menjadi kabar bahagia. Namun, bagi sebagian yg lain. Itu akan memperdalam lukanya.  Mencoba kuat, namun tetap lemah, selemah2nya. Mencoba menahan air mata, namun harus tumpah jua. Mencoba tabah, namun butuh waktu untuk menerima semuanya.

Haru bersama waktu, mengingat semua mimpi indah yg harus lenyap sudah. Tak bisa berbuat apa2 selain harus pura2 untuk tetap terlihat baik2 saja.

Siluet punggung menjauh, bersama maaf yg tak kunjung jatuh. Derai tawa, harus berganti dengan saling mengasingkan diri. Tak boleh lagi untuk saling mengenali. Segudang harap, harus berkamuflase menjadi bait2 sajak duka, paling rahasia.

Di kopinya ia bercerita, bertanya? Dan tak bisa terima. Tegukan pertama membuatnya paham, bahwa keinginan memiliki harus kembali jadi mimpi.

Di hidup yg tak abadi, luka dan bahagia menjadi pagar batas. Antara angan, juga harapan.

Bersabarlah, kawan. ☕😅

Komentar

Postingan Populer