Perjalanan tanpa teman, juga pasangan

Cerita perjalanan. Pangandaran, 21 juli 2015
Pagi itu setelah bangun tidur, aku berpikiran untuk tidak kemana2, setelah lama terdiam dengan musik dan kopi yg aku nikmati aku ingat mimpiku untuk menginjakan kaki dipangandaran, sempat ragu kalo harus pegi sendirian sebelum akhirnya hati ini berkata jika orang lain bisa kenapa aku engga. Aku mulai berkemas menyiapkan apa yg harus kubawa. Dan pamit ke orang tua kalo aku akan pergi ke pantai jayanti sama teman, niatnya supaya mereka tidak khawatir. Di jalan pikiran dan hati mulai berdebat tentang apa yg aku lakukan.. sampai akhirnya aku sampai disantolo dan memutuskan untuk istirahat sejenak untuk melepas lelah dan membeli minuman. Si pedagang minuman bertanya "kemana kamu hendak pergi?" karna liat plat nomor motorku dan tau itu bukan plat nomor daerah garut aku jawab "akan kepangandaran". Sama siapa? "Pedagang itu bertanya" sendirian "ku jawab" sibapak itu pun sedikit memandangku heran, engga sama temen? Engga, mereka punya acara masing2 "kujawab" Berapa jam lagi dari sini "kutanya" si bapak itu bilang masih 6 jam dan banyak persimpangan untuk sampai disana sempat kaget karna waktu dijam tanganku menunjukan jam 12 siang. Perjalanan belum setengah nya. setelah bayar aku langsung pamit, si bapak berpesan untuk hati2 dan jangan sampai kemalaman sebelum lewat leuweng sancang. Mungkin karna aku pergi sendirian tanpa teman juga pasangan. Setelah sampai di arah yg menuju cipatujah sempat terbersit untuk tidak melanjutkan dan balik lagi ke pameungpek karna sudah mulai terasa sangat lelah. Tapi hati meyakinkan untuk tidak menyerah. akhirnya perjalan aku lanjutkan. Perut mulai meminta makanan untuk dimasukan makanan dan aku berhenti untuk makan entahlah nama tempatnya apa, aku bertanya ke si pedagang makanan untuk sampai ke pangandaran berapa jam lagi, si pedagangpun kaget kalo aku salah jalan, karena jalan yg aku tuju mengarah ke ciamis dan katanya akan memakan waktu lebih lama kalo harus dilanjutkan. Padahal perjalanan dari persimpangan cijulang yg menuju kepangandaran sudah terlewat kurang lebih 2 jam dan 2 jam lagi untuk aku harus memutar balik. Pikiran dan hati mulai berdebat antara melanjutkan dan tidak. Tp hati selalu menang untuk perdebatan itu dan tetap harus lanjut. Hutan disepanjang jalan dan pantai yg terlihat membiru membuat pikiran dan hati mulai berdamai karna kukira sebentar lagi aku akan sampai ditujuan. Tpi setelah bertanya lagi katanya masih 3 jam untuk sampai disana. hari mulai menggelap sampailah aku di green canyon. Kira2 2 jam dari sana, aku kembali memacu motorku dengan pikiran yg mengarah kemana2, setelah sekian lama bercengkrama dengan lamunan, sampailah aku di pintu masuk pangandaran malam menjelang haripun nampak gelap masih sendiri tanpa harapan juga kepastian dari seseorang. Suasana malam dipangandaran ramai dipenuhi wisatawan lokal juga asing. Pagipun datang pantai pangandaran mulai tampakan keindahan nya. Aku tersenyum dan berkata terima kasih tuhan lukisan nyataMu begitu indah. Dan pasti akan ada yg lebih indah dari ini. Hati bedoa mudah2an Allah ijinkan aku untuk menikmati ciptaan lainnya lagi. Esok. Semoga. Kadang untuk indah tidak harus dngan teman juga pasangan.

Komentar

Postingan Populer