Maka, Relakanlah.

Berapa banyak sosok yg pernah kau sayangi tapi kemudian akhirnya pergi meninggalkan ingat hingga kini, seorang yg pernah sangat begitu berarti untuk hidupmu, untuk hari2mu waktu itu

Sebelum ia tak lagi kau kenali kini, kau mungkin yg menyakiti, atau ia yg justru menyakitimu. Lantas perpisahan itupun terjadi. Lukanya mungkin tak lagi terasa, tapi ketika kau terjebak dihujan yg sendiri, di senja yg tampak berbeda, atau dihening malam tanpa sapa, ia malah hadir lagi menyapamu menjelma ingat, menjelma bulir2 rindu yg sudah bersekat, ia yg pernah kau banggakan, kau pamerkan kemesraan seolah ia akan jadi milikmu untuk duduk di pelaminan

Waktu cepat berganti, tapi kadang lambat untuk mampu megobati. Semenjak ia tak ada, semua kata yg kau tulis seolah terlahir dari luka yg masih tersisa, puisi kembali menemukan diksi2 nyeri, ketika harapan ber ubah merapuhkan, ketika mengingat kau justru malah tersesat, ketika tangisah sudah tak lagi dipedulikan, ketika penyesalan sudah tak akan lagi mengutuhkan. Kini, yg tersisa hanya ketabahan dan kelukaan untuk merelakan.

Komentar

Postingan Populer