BackPacker Pagelaran-Jogjakarta

Cerita Soloackpacker menuju Jogja Hari pertama. Packing. 10 juli 2016 Ini perjalanan, bukan liburan. 
Senin 11 juli 2016, 05.00 wib. sepeda motor melaju menuju bandung, melewati jalan ciwidey biar lebih tenang juga lebih lengang biar seperti hati jga pikiran tentunya, berangkat bersama kk juga sodara yg akan mulai kerja dihari itu, dengan timbel dari mertua masing-masing. Ya dan aku mh boro-boro mertua.. Tapi aku punya bekal yg luar biasa, doa dari orang tua. Jam 12 siang kami sampai dibandung dan berpisah untuk meneruskan ke masing-masing arah, dan statsiun kircon memang tujuanku. Statsiun yg keren, nyaman jga aman. Setelah tiba distatsiun aku sempat ngobrol sama bapak-bapak yang akan menuju malang jika statsiun kircon dulu sangat rawan kejahatan. Dari mulai premanisme hingga pencopetan. Kejahatan perasaan ada? "kutanya" sambil ketawa sibapak berkata "hanya mantan yg sanggup melakukan kejahatan itu dan anjing pelacakpun tak akan sanggup menemukan kejahatan jenis mantan" dan alhamdulillah keamanan distatsiun ini sudah jauh sangat baik "tambahnya". Dan iya terlihat mondar mandir banyak polisi dengan anjing pelacak jga petugas statsiun yg bersiaga menjaga. Hanya keamanan manusia yg bisa mereka jaga, bukan keadaan perasaan. Setelah dapat tiket kelas bisnis tujuan jogja yg tinggal satu2nya aku menunggu keberangkatan, memperhatikan sekitar stasiun yg ramai. Seperti kehidupan, stasiun jga memiliki arti jika semua tentang kepergian dan kedatangan. Ada yg bermesraan dengan terus bergandengan, "pacarnya ko digandeng terus, buta ya?" Hati usilku berkata. sementara aku duduk sendiri, tidak iri.! Aku hanya ngantuk saja liatnya. Sesuai jadwal yg ada ditiket kereta Lodaya Malam tiba pukul 19.07 dan akan sampai distasiun tugu pukul 02.58 wib. Setelah lama menunggu akhirnya kereta tiba dengan kepastian, dia menerima ku untuk masuk kedalam. Tidak ada harapan palsu disini, tapi lagi-lagi aku duduk di kereta sendirian bangku sebelah entah milik siapa, aku berdoa supaya yg duduk disebelah nanti bukan nenek tua yg bawa balsem geliga. entahlah ini kebetulan atau nasib yg tidak jga berpihak. Dengan musik dan kenangan yg tiba2 datang aku mencoba menikmati perjalanan hingga ketiduran. Pertama kali ke jogja, pertama kali jga naek kereta. Kalo ditinggalin nikah sih udah sering. Memang tidak sesuai jadwal, aku tiba distasiun tugu pukul 04:14 suasana jogja masih lengang, kata si mbak yg awalnya aku engga ngerti dia ngomong apa dia berkata keramaian jogja udh selesai jam segini, sejenak ngopi sambil beristirahat setelah menempuh perjalanan yg panjang, pertama kali ngopi dijogja, rasanya memang beda dari kopi2 lainnya. selesai ngopi aku melanjutkan tujuan untuk menuju malioboro dengan mengikuti langkah kaki menyusuri kota, banyak yg menawarka taksi juga ojeg, tapi aku tolak mentah2 mereka karna aku sadar aku blm bisa move on dari dia, sebelum akhirnya ketemu tukang ojeg yg punya skill yg baik untuk membujukku ikut dengan nya dia berdalih kasian mas demi anak dan istri dirumah "ujarnya" ya udah mas ayo, berapa ke malioboro? "kutanya" 7000 aja mas "dia menjawab". Aku ikut dngn tukang ojeg menuju malioboro dia mengajaku berkeliling di sana sambil mengenalkan wisata yg ada "tukang ojeg yg ramah" aku berhenti di malioboro dan tukang ojeg dengan lembut menawarkan diri memotoku di plang jalan, karna dia tau aku pergi sendiri tanpa teman apalagi kekasih hati. Setelah bayar dia pamit pergi, dari situ kesendirian mulai terasa, aku mengikuti langkah kaki dengan hati yg masih tertinggal disini. Pukul 11:56 setelah terasa bosan dan sangat lelah aku kembali kestasiun untuk membeli tiket kereta pulang. Sial, tiket kereta semuanya habis, baru ada tanggal 18, tanpa pikir panjang aku meuju terminal bus, meski harga tiket bus 2 kali lipat mau engga mau hari itu aku harus pulang, seperti dirinya aku kembali dibuat menunggu, menunggu keberangkatan tentunya. Sambil menuggu sempat nulis sajak buat seseorang yg memutuskan pergi dan bertunangan dengan pilihan terbaiknya. 2 sajak tercipta disini: 
Sajak pertama
Ada yg pergi, ada yg datang 
Terganti, atau hilang
Keramaian yg sepi
Hujan membawamu kesini

Kau tak kembali 
Masih adakah aku dihati
Ketika dia membuatmu bahagia
Aku masih disini, dan kau disisi

Kau masihlah ada, pada kering luka
Tak ada jogja hari ini
Ketika mengingatmu masih jadi candu
Ketika hati memaksa pikiran, untuk rindu

Aku diam, aku mati, aku kedinginan, aku? Terlupakan
(terminal jogja, 13 juli 2016)

Sajak kedua
Kau masih hidup, dihidupku
Kau masih ada, pada ketiadaan
Aku menunggu, kau berlalu
Aku mengingat, hati makin tersayat

Cemburu yg diam
Aku menunggu dikejauhan
Kau alihkan arahmu pelan-pelan

Sudah tak ada aku
Masih ada kau. 

Setelah sekian lama termenung dengan pena dan kata yg ada dikepala, keberangkatanpun tiba, berangkat 17:56 dan sampai di terminal cicaheum pukul 10:15 dan inilah akhir cerita perjalananku. Semoga akan ada petualangan selanjutnya. Tersesat agar tau arah yg benar, ujian yg tiba2, memberi pelajaran supaya lebih dewasa. Terima kasih jogja karna telah memberikan hidupku cerita. *masih tanpa teman apalagi pasangan*

Komentar

Postingan Populer