Semangat, ya

Depresi memang menjadi pembunuh berdarah dingin, dan kadang orang-orang di sekitar abai atau malah menyepelekan mereka yang terjangkit mental illness; "ah baperan, ah baru segitu juga udah ngeluh, ah kamu mh mending lah saya, makanya rajin ibadah!" tanpa disadari perlakuan tak ramah orang sekitar membuat seseorang putus asa. 

Seolah manusia tak boleh sedih, tak boleh nangis, tak boleh merasakan luka. Hingga kepercayaan untuk bercerita ditahan, dirasakan sendirian. Mereka hanya butuh ditemani, atau sekadar didengarkan bukan dihakimi apalagi disepelekan. Karena kita tak pernah tau, serapuh dan sehancur apa jiwanya.

Bagi yang mungkin sedang merasakan depresi dan hidup penuh tekanan, saya tidak akan menyuruh Anda untuk tetap terlihat kuat, tidak akan menyuruh Anda untuk berhenti menangis. Lepaskan segala yang menyakitkan itu, lepaskan segala yang selama ini dipendam itu. 

Yang perlu diingat adalah, sedih dan derita tidak akan kita rasakan selamanya. Perasaan itu hanya siklus hidup yang datang silih berganti dalam hidup kita, Anda adalah orang kuat, Anda adalah orang hebat yang sampai detik ini masih mampu bertahan meski masalah datang silih berganti semenjak dahulu hingga kini. 

Hadapi masalah itu dengan penuh penerimaan, tak usah dilawan pikiran-pikiran atau mungkin perasaan yang sungguh menyakitkan. Biarkan berlalu dengan sendirinya, jika ada masalah yang tak bisa dihadapi sendiri. Jangan sungkan untuk meminta bantuan pada orang-orang terdekat, jika malu atau takut coba hubungi orang yang bisa Anda percaya. Mereka mungkin tidak bisa membantu, tapi paling tidak Anda punya teman untuk bercerita, untuk mengadukan duka.

Memang, "adakalanya kata-kata bijak mampu menolong kita dari kerapuhan."

Untuk yang mungkin sedang menjalani hidup di fase terberat. Semoga Tuhan kuatkan hatinya, diselesaikan segera segala masalahnya.
Aamiin.

2022

Komentar

Postingan Populer